Hubungan Antara Asupan Zat Besi & Anemia Remaja Perempuan

Hubungan Antara Asupan Zat Besi & Anemia Remaja Perempuan

Hubungan Antara Asupan Zat Besi & Anemia Remaja Perempuan – Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada remaja perempuan, terutama di negara berkembang. Akar penyebab terjadi anemia adalah kekurangan zat besi, yang mana merupakan komponen terpenting dalam pembentukan hemoglobin. Remaja perempuan memiliki risiko lebih tinggi karena kebutuhan zat besi meningkat akibat pertumbuhan cepat dan menstruasi. Artikel ini membahas hubungan antara asupan zat besi dan kejadian anemia pada remaja perempuan serta pentingnya intervensi gizi yang tepat.

Pentingnya Zat Besi dalam Masa Remaja

Zat besi salah satu mineral elementer yang berperan dalam pembentukan hemoglobin, yaitu protein di dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuhh. Selain itu, zat besi juga berfungsi dalam metabolisme energi, fungsi kognitif, dan sistem kekebalan tubuh. Pada masa remaja, terutama pada perempuan, kebutuhan zat besi meningkat karena:

  • Pertumbuhan fisik yang pesat

  • Diawali dari menstruasi yang menyebabkan kehilangan darah setiap bulan

  • Aktivitas fisik yang tinggi

Apabila kebutuhan zat besi tidak tercukupi dari makanan sehari-hari, tubuh akan mengalami defisiensi yang dapat berkembang menjadi anemia defisiensi besi.

Faktor Risiko Hubungan Antara Asupan Zat Besi & Anemia pada Remaja Perempuan

Remaja perempuan rentan mengalami anemia karena kombinasi dari kebutuhan zat besi yang meningkat dan pola makan yang kurang seimbang. Beberapa faktor risiko utama meliputi:

  • Pola makan rendah zat besi, terutama pada remaja yang menghindari daging merah atau makanan hewani lainnya.

  • Asupan tinggi makanan olahan,yang banyak mengandung kalori yang tinggi namun nutrisi yang rendah.

  • Kurangnya konsumsi makanan yang meningkatkan penyerapan zat besi, seperti buah-buahan yang kaya vitamin C.

  • Kebiasaan diet atau penurunan berat badan ekstrem yang mengurangi asupan zat gizi esensial.

  • Menstruasi berat, yang menyebabkan kehilangan zat besi lebih besar setiap bulan.

Kondisi ini diperparah dengan kurangnya edukasi gizi di sekolah maupun di rumah, serta keterbatasan akses terhadap makanan bergizi pada kelompok ekonomi rendah.

Dampak Hubungan Antara Asupan Zat Besi & Anemia pada Kesehatan dan Perkembangan Remaja

Anemia akibat defisiensi zat besi tidak hanya memengaruhi kondisi fisik, tetapi juga berdampak pada perkembangan kognitif dan psikososial remaja. Beberapa ekses yang biasa terjadi antara lain:

  • Kelelahan dan lemas berlebihan, yang mengurangi produktivitas di sekolah dan kegiatan sehari-hari.

  • Penurunan konsentrasi dan prestasi belajar, akibat kurangnya pasokan oksigen ke otak.

  • Gangguan perkembangan otak dan sistem saraf, terutama jika anemia terjadi dalam jangka panjang.

  • Risiko infeksi meningkat, karena melemahnya sistem imun.

  • Masalah emosi dan mental, seperti mudah marah atau depresi ringan.

Jika tidak ditangani sejak dini, anemia dapat berlanjut hingga masa dewasa dan memengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang.

BACA JUGA : Menjaga Kesehatan dengan Nutrisi yang Tepat di Usia Tua

Strategi Pencegahan dan Intervensi Gizi

Pencegahan dan penanganan anemia pada remaja perempuan harus di lakukan secara komprehensif, meliputi edukasi, intervensi gizi, serta dukungan dari keluarga dan sekolah. Beberapa strategi penting yang bisa diterapkan antara lain:

  1. Peningkatan asupan makanan sumber zat besi, seperti daging merah, jeroan (hati), ayam, ikan, kacang-kacangan, dan sayuran hijau.

  2. Kombinasi dengan makanan kaya vitamin C, seperti citruss, tomat, dan stroberi, bisa meningkatkan penyerapan zat besi non-heme.

  3. Suplementasi zat besi, terutama di daerah dengan prevalensi anemia tinggi, sebagai bagian dari program kesehatan sekolah.

  4. Edukasi gizi untuk remaja dan orang tua, agar lebih memahami pentingnya zat besi dan cara mencukupi kebutuhan hariannya.

  5. Pemeriksaan kesehatan rutin, termasuk skrining kadar hemoglobin pada remaja perempuan.

Dengan pendekatan yang tepat dan berkelanjutan, masalah anemia pada remaja perempuan dapat di tekan secara signifikan, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.